Halo Generasi Akademisi Jurusan Ilmu Komunikasi
Kepo banget sama Jurusan Ilmu Komunikasi, tapi nggak sempet mantengin sesi Tanya Ilkom Rabu malam lalu? Trus, sekarang jadi sedih? Pasti. Hihihi.
Kepo banget sama Jurusan Ilmu Komunikasi, tapi nggak sempet mantengin sesi Tanya Ilkom Rabu malam lalu? Trus, sekarang jadi sedih? Pasti. Hihihi.
But we got you covered. Disini kita akan merangkum semua hal yang harus kamu tahu soal jurusan ini yang dibahas bareng Alda dan Andra selaku alumni kece jurusan Ilmu Komunikasi berdasarkan pertanyaan-pertanyaaan yang kamu ajukan. Simak, ya!
“Peminatan di jurusan Ilmu Komunikasi apa aja, sih?”
Alda: Waktu aku masuk Ilmu Komunikasi UI di tahun 2013, ada 5 peminatan. Yaitu Jurnalistik, Industri Kreatif dan Penyiaran, Hubungan Masyarakat, Periklanan, dan Kajian Media. Sayangnya, sejak tahun 2016, peminatan Industri Kreatif dan Penyiaran dihilangkan. Jadi, sampai sekarang tinggal 4 peminatan aja yang tersedia di Ilmu Komunikasi UI, yang bisa kamu ambil di semester 4 nanti.
Andra: Berhubung Ilmu Komunikasi Unpad sekarang udah jadi Fakultas sendiri, dulunya (tahun 2011) Fakultas Ilmu Komunikasi cuma ada 2 program studi (prodi), yaitu Ilmu Komunikasi dan Ilmu Informasi dan Perpustakaan. Nah, kalau kalian masuk prodi Ilmu komunikasi, di semester 3 kalian bisa memilih jurusan Hubungan Masyarakat, Manajemen Komunikasi, atau Jurnalistik. Nah, kalau kalian ambil peminatan Manajemen Komunikasi, kalian harus memilih peminatan lagi di semester 5, yaitu antara Communication Training Consulting, Marketing Communication, atau Media Management. Ribet, ya?
Nah, sejak tahun 2014, jurusan Hubungan Masyarakat, Manajemen Komunikasi, dan Jurnalistik sekarang menjadi prodi tersendiri. Jadi, sampai sekarang sudah ada 6 prodi (jurusan) dalam Fakultas Ilmu Komunikasi, yaitu Ilmu Komunikasi, Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Hubungan Masyarakat, Manajemen Komunikasi, Jurnalistik, dan prodi baru yaitu Televisi dan Film.
“Tugas-tugas seperti apa yang biasa dikerjain anak Ilmu Komunikasi?”
Alda: Beragam, sih, jenisnya. Yang paling banyak berupa tulisan literatur dari buku, bikin essay, dan lain-lain. Tapi, belakangan ini di ilkom UI lagi banyak ngadain ekshibisi dan dan independent project di berbagai mata kuliah yang mahasiswanya bisa take part untuk bantu eksekusi.
Andra: Yup, kita banyak banget ketemu sama yang namanya event alias acara. Sebagai mahasiswanya, kita dituntut untuk menjadi perencana dan pengeksekusi di dalamnya. Entah itu bentuknya off-air seperti film pendek juga on-air seperti program televisi.
“Apa aja suka dukanya kuliah di jurusan Ilmu Komunikasi?”
Alda: Duh, kuping mesti tahan kalau dengerin stereotipenya! Seperti, “Anak ilkom modalnya cuma bisa ngomong doang,” atau “Ilkom kuliahnya gampang,” “Hidupnya hura-hura mulu,” “Gampang banget ngejer IP tinggi.” Padahal, nggak sama sekali! Tapi sebel aja tiap ada yang ngomong begitu di depan aku, hehe.
Andra: Well, gini. Semua jurusan pasti ada tugas. Semua jurusan punya keunikannya masing-masing. Jadi, kalau ada yang dibilang jurusan X gampang, ya… cobain dulu. Baru bisa komen gampang atau nggaknya. Hahaha.
Sukanya, sih, kalau kamu emang mau membentuk networking yang kece, jurusan ini pas banget buat kamu. Banyak banget event yang bisa kita ikutin dimana di dalamnya kamu bisa ketemu sama orang-orang baru dan menjalin networking juga banyak belajar hal-hal baru dari mereka.
Satu lagi, Ilmu Komunikasi bisa dibilang jurusan yang fleksibel karena lulusannya bisa bekerja di mana saja. Jadi kamu nggak perlu takut kalau lulus dari Ilkom nanti bakal susah dapet kerja, karena nggak ada bidang pekerjaan yang nggak bisa dijajal oleh anak Ilkom. Pastinya juga dibarengi dengan skill dan pengetahuan yang mumpuni juga, ya!
“Bedanya apa, sih, masuk jurusan Ilmu Komunikasi yang masih di bawah fakultas Ilmu SosPol dengan yang sudah dalam fakultas Ilmu Komunikasi?”
Andra: Yang jelas sih, gelarnya bakal beda. Kalau jurusan Ilmu Komunikasi yang ada di bawah Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) bakal punya gelar S.Sos, kalau yang dari Fakultas Ilmu Komunikasi gelarnya adalah S.I.Kom.
Alda: Oya, kalau perbedaan mencolok yang aku rasain, sih, di Ilmu Komunikasi yang ada di bawah FISIP bakal dapetin banyak mata kuliah yang nyerempet ke ilmu SosPol, seperti Sosiologi, Pengantar Antropologi, dan Pengantar Politik. Trus, daya tampung mahasiswanya juga pastinya jauh lebih sedikit. Selebihnya, sih, kurang lebih sama.
“Emang iya kalau mau jadi anak Ilmu Komunikasi harus jago ngomong?”
Andra: Berhubung aku anaknya suka banget tampil di depan umum, aku ngerasa jago ngomong nggak harus jadi pakem buat masuk jurusan Ilkom. Bisa dibilang, keluwesan aku dalam berbicara ngebantu banget selama aku di jurusan ini. Karena seperti semua jurusan kuliah pada umumnya, kamu akan bisa mengembangkan berbagai—bahkan menambah!—skill yang kamu butuhkan seiring berjalannya waktu.
Alda: Betul banget! Di jurusan aku, ada dosen yang suka banget meng-encourage mahasiswaya untuk tampil pede di depan kelas, entah itu cuma sekadar unjuk pendapat atau presentasi. Aku pun ngerasa skill komunikasi lisan aku bisa berkembang di sini.
Eniwei, buat kalian yang doyan banget nulis pun juga juga cocok banget, lho, untuk masuk jurusan ini, terutama kalau nantinya ambil peminatan Jurnalisme atau Kajian Media. Soalnya, kamu bakal banyak banget bikin kajian literatur which is bentuknya tulisan semua. Jadi, jurusan ini bakal jadi semacam platform dalam berkekspresi dan menjalani hobi menulis kamu. Seru, kan?
“Apa aja skill yang paling penting untuk dimiliki oleh anak Ilmu Komunikasi?”
Kalau kalian pernah ikutan UN atau tes TOEFL, pasti pernah denger sama yang namanya reading, speaking, writing, dan listening. Nah, skill utama yang harus kamu kuasai untuk bisa masuk Ilmu Komunikasi sebenernya sesimpel itu, kok. Keempatnya emang perlu, tapi kalau kamu nggak bisa menguasai keempatnya, at least kamu harus jago di salah satunya.
“Apakah ada perubahan sikap dalam berkomunikasi setelah masuk jurusan ini?”
Alda: Pastinya. Dari yang umum banget, sih, ketika kamu masuk kuliah, kamu bakal dihadapkan oleh lingkungan baru yang luas banget, yang temen-temennya berasal dari berbagai daerah. Aku bisa meningkatkan hubungan interpersonal aku secara lebih mudah dengan mereka dengan ilmu komunikasi yang aku dapatkan.
Trus, ya itu tadi, sih. Berkat dosenku yang suka nge-push mahasiswanya untuk berani ngomong, aku mulai bisa pede speak-up di depan orang, meskipun awalnya mesti ditunjuk dulu, pake lempar-lemparan, pula. Hahaha.
Andra: Meskipun aku termasuk orang yang jago ngomong, tapi aku bukan orang yang teoritis. Nah, sejak masuk Ilkom, aku pelajari teorinya, dan segera aku praktekin.
Bisa aja hal itu sesimpel ketika dalam rapat kalian nggak tau mau ngomong apa, lebih baik diam daripada ujung-ujungnya jadi asal bunyi. Apalagi ketika kamu mulai stuck dan banyak menimbulkan noise seperti aaa, ummm, nggg, dan sebagainya. Aku juga bisa menggunakan pilihan kata yang paling tepat dalam menyampaikan sesuatu kepada orang lain, serta menggunakan intonasi yang sesuai dengan apa yang aku sampaikan serta lawan bicara yang aku hadapi sebagai bentuk respect.
Intinya, setelah masuk jurusan Ilmu Komunikasi, jadi bisa berkomunikasi dengan lebih efisien.
(sumber gambar: cloudfront.net, youthmanual)
0 komentar:
Posting Komentar